Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang Standar SNI 6570 - 2023 untuk Pompa Pemadam Kebakaran di Indonesia?

Panduan Lengkap Standar SNI 6570 – 2023: Pompa Pemadam Kebakaran di Indonesia

by admin

Kriteria Desain Sistem, standar menetapkan bahwa fire pump harus mampu menyediakan tekanan dan aliran air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem pemadam kebakaran dalam skenario darurat.

Banyak kesan bahwa SNI 6570:2023 adalah standard yang lebih rendah grade atau peringkat nya jika di perbandingkan dengan standar internasional seperti NFPA 20, pernyataan ini adalah kurang tepat.

Karena keduanya adalah standard yang sama dipergunakan di dalam system pemadam kebakaran, Standard SNI 6570:2023 lebih menyesuaikan dengan ketentuan dan kondisi spesifik Indonesia, seperti ketersediaan pasokan air, keandalan listrik, dan pengaturan lingkungan.

SNI 6570 2023, setara dan mengikuti perkembangan teknologi pompa proteksi kebakaran dan sebagai rujukan utama pompa proteksi kebakaran oleh Konsultan, Kontraktor, Pemilik bangunan, developer, Inspektor Damkar, dan Instansi terkait

Kriteria Desain Sistem, standar menetapkan bahwa fire pump harus mampu menyediakan tekanan dan aliran air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem pemadam kebakaran dalam skenario darurat.

Berbagai jenis pompa fire menurut kriteria SNI 6570 adalah Pompa Sentrifugal Horizontal: digunakan untuk kebanyakan aplikasi karena desainnya yang sederhana dan efisien.

Kedua Pompa Vertikal Turbin: biasanya digunakan jika sumber air berada di bawah permukaan tanah. Dan ketiga Pompa Jockey: Berfungsi untuk menjaga tekanan sistem saat tidak terjadi kebakaran, sehingga pompa utama tidak sering menyala.

Lokasi Fire Pump: harus ditempatkan di “ruang pompa yang terlindung dari ancaman kebakaran dan memiliki akses mudah untuk perawatan.

Pengujian Awal Fire pump harus melalui serangkaian pengujian untuk memastikan performanya sesuai spesifikasi desain.

Pemeliharaan Berkala sesuai Standar mengharuskan inspeksi harian, pengujian mingguan, dan pemeliharaan bulanan serta tahunan untuk memastikan keandalan sistem.

Uji Pabrik (Shop test) sesuai dengan pasal 4.5

Setiap pompa harus diuji dipabrik sebelum dikirim ke site/customer, menyediakan data kinerja terperinci, uji hidrostatik pompa dalam waktu uji minimal 5 menit, dengan tekanan Uji 1.5x shutoff pressure, maksimum 17.24 bar (250 psi)

Uji Pabrik tersertifikasi (Certified shop test) dalam Pasal 4.6

Pompa kebakaran harus dilengkapi dengan kurva uji pabrik tersertifikasi yang menunjukkan kapasitas (GPM/LPM) head (m/bar/psi) dan power(BHP) dan diberikan kepada pembeli pompa.

Pompa harus tersertifikasi untuk proteksi kebakaran sesuai Pasal 4.8

Pompa pemadam kebakaran harus terdaftar/teruji untuk pelayanan proteksi kebakaran

Dan bukan pompa air yang dicat merah.

Pipa sensor tekanan  dalam pasal 4.11.3

Sensor untuk menggerakkan pompa secara otomatis menggunakan pipa sensor tekanan yg terbuat dari bahan tahan karat (stainless steel/copper)

Pengoperasian Pompa Proteksi Kebakaran

Pompa proteksi kebakaran harus selalu dirancang untuk start dengan menggunakan sensor tekanan yang di set pada tekanan tertentu.

Beberapa pompa proteksi kebakaran dapat beroperasi secara otomatis dengan menggunakan deluge valve yang terbuka atau  remote signal misalnya flow switch. Pipa sensor tekanan akan On/Off secara otomatis,  pressure transducer harus mempunyai rating sesuai dengan tekanan maksimum pada sistem.

Fungsi check valve adalah untuk meredam tekanan tiba2 pada saat pompa mulai jalan untuk melindungi pressure sensor/transducer. Check valve yang dipasang harus berjarak sedikitnya 5 ft (1.5m) satu sama lain dan harus terbuka ketika ada penurunan tekanan pada pipa sensor aliran. Check valve menutup saat pompa start. Sensing line untuk pompa jockey dan pompa utama harus terpisah.

Pipa hisap hanya menggunakan gate valve pada pasal 4.12.1.1.1

Selain katup sorong (OS&Y), tidak diperbolehkan ada perangkat yang dipasang pada pipa hisap dalam jarak 15,3 m (50 ft) dari flens hisap pompa, Katup kupu-kupu (butterfly valve) pada sisi hisap pompa dapat menimbulkan turbulensi yang berdampak buruk pada kinerja pompa dan dapat menyumbat pipa.

Penggunaan strainer pada sisi hisap pompa tidak dipersyaratkan karena dapat menurunkan kinerja pompa.  Karena kotoran yang menumpuk disisi strainer menyebabkan performance pompa menurun

Persyaratan pipa hisap pada pasal 4.12.2 – 4.12.3

Ukuran pipa hisap harus mampu membuat pompa kebakaran beroperasi pada 150 % kapasitas nominal dan alat ukur tekanan pada flens hisap pompa harus bernilai 0 bar (0 psi) atau lebih tinggi.

Kecepatan dalam bagian pipa hisap ditempatkan di dalam jarak 10 kali diameter ke arah atas dari flens hisap pompa dengan kecepatan harus tidak lebih dari 4,57 m/s (15 ft/s)

Ukuran dari bagian pipa hisap harus tidak kurang dari yang  dispesifikasikan dalam Tabel 3.

Apabila pipa hisap dan flens hisap pompa tidak memiliki ukuran yang sama, maka harus dihubungkan dengan reduser atau inkreser eksentrik (eccentric tapered reducer/increaser), yang dipasang sedemikian rupa untuk menghindari kantong udara. Katup sorong boleh dipasang di ruang pompa.

Apabila pompa dan pasokan hisapnya berada pada fondasi terpisah dengan pipa penyambungan yang kaku, pipa harus dilengkapi dengan strain relief (flexible couplings)

Persyaratan pipa pelepasan (discharge) pada pasal 4.13

Katup sorong (gate valve) dan katup kupu-kupu (butterfly   valve) yang terdaftar dengan penunjuk harus dipasang pada sistem proteksi kebakaran di sisi katup searah pelepasan pompa.

Katup kupu-kupu harus tidak dipasang di antara pompa apabila pompa dipasang seri.

Ukuran pipa pelepasan pompa dan alat kelengkapan (fitting) harus sesuai dengan yang disebutkan pada Tabel 3. Ukuran pipa pelepasan harus sesuai sehingga kecepatan dalam pipa pelepasan tidak melebihi 6,1 m/s (20 ft/s) saat mengoperasikan pompa 150 % dari kapasitas nominal.

Katup Relief (Main Relief Valve)    4.15

Katup relief tekanan harus dipasang apabila pompa kebakaran berpenggerak mesin diesel mempunyai 121 % tekanan nominal pada    waktu menutup (churn) ditambah tekanan hisap statis maksimum yang hasilnya melebihi tekanan untuk komponen sistem nominalnya.

Katup relief tekanan harus dipasang minimum 0,68 bar (10 psi) di atas tekanan yang diset dari kontrol pembatasan tekanan apabila digunakan pompa elektrik atau diesel berkecepatan variabel dengan kontrol pembatasan tekanan.

Katup relief tekanan harus ditempatkan di antara pompa dan katup searah yang dipasang pada pipa pelepasan serta harus mudah dilepas untuk perbaikan tanpa mengganggu pemipaan.

Dipakai untuk Diesel pump dan variable speed Electric pump, dengan ukuran/kapasitas diitung berdasarkan rating pompa yang dipasang.

“Instalasi pompa kebakaran harus diatur untukmenyediakan pengujian pompa pada kondisi nominal serta pasokan hisap pada aliran maksimum yang tersedia dari pompa kebakaran.”

 Jockey pump pasal 4.17

Setiap sistem mempunyai angka kebocoran normal yang masih bisa diterima/ditoleransi yang bisa menyebabkan penurunan pressure pada sistem. Jockey Pump akan memaintain penurunan pressure yang disebutkan diatas.

Persyaratan Jockey pump, Pompa Jockey (pressure maintenance) and kontroller jockey controllers tidak Harus terdaftar untuk palayanan proteksi kebakaran.

Kapasitas Jockey pump harus disizing sedemikian rupa sehingga kapasitas tersebut Tidak boleh lebih atau memenuhi demand sebuah kepala sprinkler.

Misalnya 1 kepala sprinkler flownya 30 gpm, maka kapasitas jockey pump tidak Boleh lebih dari 30 gpm.

Pompa Jockey harus dihitung dan mempunya kapasitas paling sedikit 1% dari flow yang dihasilkan oleh pompa utama.

Tekanan pompa Jockey harus dihitung dan diseleksi untuk bisa menyediakan tekanan 10 psi lebih tinggi dari tekanan pompa utama.

Uji flow atau uji Aliran sesuai pasal 4.24

Instalasi pompa kebakaran harus diatur untukmenyediakan pengujian pompa pada kondisi nominal serta pasokan hisap pada aliran maksimum yang tersedia dari pompa kebakaran.

Menggunakan Flow meter, yang terdaftar/teruji, alat tersebut harus mampu menerima aliran air tidak kurang dari 175 % kapasitas nominal pompa.

Nozel pelepasan atau pipa harus ditempatkan pada titik sejauh tangki  mencegah pompa mengeluarkan udara yang disebabkan oleh pelepasan air pengujian ke dalam tangki.

Perhatikan jarak pemasangan katup sebelum dan sesudah flo meter (sesuai rekomendasi pabrik)

Selang Uji (Hose Header), Sambungan slang uji harus terdaftar/teruji. Jumlah dan ukuran sambungan slang uji yang dipakai untuk pengujian pompa kebakaran harus seperti yang ditentukan dalam Tabel 3.

Tangki air , kapasitas tangki air dihitung berdasarkan 45 menit dari kapasitas nominal pompa atau kebutuhan (demand) berdasarkan perhitungan hidraulik, dipilih yang lebih besar.

Tangki air kebakaran harus terpisah dari tangki air domestik. Pemisahan tangki ini berlaku untuk instalasi yang dibuat setelah standar ini diresmikan. Untuk instalasi yang telah dibuat sebelum standar ini disusun, maka direkomendasikan untuk menyesuaikan  sesuai dengan arahan dari dinas pemadam kebakaran setempat.

Desain tangki air untuk sistem proteksi kebakaran dengan posisi di atas tanah, terkubur sebagian, atau terkubur seluruhnya di bawah tanah.

Tangki atas tanah yang tertutup merupakan lokasi tangki yang paling direkomendasikan. Tangki yang diizinkan untuk digunakan pada instalasi pompa kebakaran yaitu berupa:

Yaitu Tangki baja silinder dengan lasan (welded steel), tangki baja silinder dengan baut (bolted steel), tangki beton (concrete) dan Tangki Fiber.

Indikator ketinggian air pada tangki hisap harus disediakan agar jumlah air dapat dipantau oleh operator pompa kebakaran.

Tangki break digunakan ketika sambungan langsung antara pasokan air publik (PDAM) dan sistem proteksi kebakaran gedung dilarang..

Tangki break tidak dimaksudkan untuk memiliki kapasitas yang dapat memenuhi total kebutuhan springkler dan aliran slang selama durasi desain.

Tangki break tidak diizinkan untuk digunakan jika laju aliran maksimum pompa kebakaran (pada flow 150 % dari aliran nominal) melebihi laju minimum yang dapat disediakan oleh PDAM dengan memperhitungkan fluktuasi musiman, kebutuhan puncak, dan sebagainya.

Plat vortex untuk pompa yang menghisap dari pasokan air tersimpan, pelat vortex harus dipasang ketika memasuki pemipaan hisap.

Foot valve tidak direkomendasikan untuk melakukan pemasangan foot valve. Jika harus diadakan pemasangan maka harus memperhatikan kerugian tekanan dan perhitungan NPSH.

Asesoris Pompa lainnya  terdiri dari Pressure Gauge, dan Air Relief Valve.

Pressure gauge yang dipasang di sisi hisap harus mempunyai tipe compound (bisa membaca tekanan negative atau vakum), ukuran pPressure gauge disisi discharge harus bisa membaca tekanan dua kali tekanan kerja dan tidak kurang dari 200 psi (14 bar).

Pressure relief valve  1/2” Air Release Valve harus dipasang di casing, pengecualian: pompa end suction dan pompa vertical turbine.

Casing/Circulation Relief Valve 3/4” di gunakan untuk ukuran sampai dengan 2500 usgpm, ukuran 1” untuk kapasitas diatas 3000 usgpm.

OS&Y gate valve disisi hisap, disisi discharge boleh ‘Indicating butterfly valve, dipasang setelah ‘test tee” dan pressure sensing line.

Flow Meter,  Flow meter harus dibuat khusus untuk service proteksi kebakaran

Pembacaan diang (angka gauge) minimum 175% dari pompa nominal yang dipasang.

Flow meter memberikan kemampuan untuk melakukan pengujian performa pompa tanpa mambuang buang air.

Flow meter bisa dipasang disisi kembali ke tangki air atau ke pipa hisap.

Pengaturan aliran (flow) dilakukan dengan gate valve sesuai dengan panduan pabrik pembuat flow meter.

Hose Header & Hose Valve harus dipasang pada header atau manifold dan dihubungkan dengan pipa yang sesuai ke pipa pelepasan pompa. Sambungan pipa yang melayani hose valve harus di posisikan di antara check valve dan gate valve yang terpasang pada pompa.

Hose valve harus diletakan sedemikian rupa sehingga menghindari kersakan pada motor atau kontroller yang diakibatkan oleh air. Jika ada alat ukur lainnya yang berpotensi mempengaruhi pengukuran performance pompa.

Diesel Controller, diesel dapat dinyalakan dengan  beberapa metode anatara lain Pressure Switch (pada mode otomatis), Pressure Switch (pada mode test) dan Manual Cranking (pada mode otomatis atau manual).

Sequen start operasinal, aternative cranking sequence, bergantian antara start dengan battery A dan battery B. Enam siklus cranks setiap 30 detik sampai mesin diesel menyala, apabila 6 siklus crank diesel tetap tidak menyala, alarm harus berbunyi dan memberikan notifikasi kepada operator untuk menyalakan diesel secara manual

Diesel engine bisa dimatikan dengan 2 cara yaitu pada mode Auto/normal, Berhenti secara manual dengan menekan tombol stop yang berada di panel engine atau panel kontrol.

Otomatis, dimana pompa akan berhenti setelah beroperasi selama 30 menit (test mingguan).

Overspeed, diesel sebagai penggerak pompa pemadam kebakaran akan secara bekerja secara otomatis dan akan berhenti pada kondisi emergency yaitu apabila diesell beroperasi dengan kecepatan 20% lebih cepat dari putaran rating.

Diesel Alarm control, yaitu kondisi pada saat battery dan charger rusak sehingga battery kosong dan tidak mengisi, lalu kondisi operasi Diesel yang wajib dipantau (Suhu coolant pendingin terlalu tinggi, Tekanan oli terlalu rendah, Overspeed, Gagal start), dan semua kondisi tersebut diatas bisa dihubungkan ke suatu peralatan bernama remote alarm control panel yang bisa dipasang diruangan lain misalnya ruang security, ruang kontrol dll untuk memonitor kinerja pompa pemadam kebakaran.

Alarm tambahan (Low suction pressure, flow meter on, Main Relie f Valve open, Low/High Pump Room temperature, Low fuel level.

Persyaratan Charger battery pada kontroller diesel, Dimana satu charger melayani setiap set battery –> ada 2 battery harus ada 2 charger, Charger harus mempuntai kapasitas untuk mengisi battery penuh dalam waktu 24 jam. Dan battery selalu dalam keadaan terisi.

Tangki bahan bakar (lebih lengkap) dalam pasal 10.3

Penentuan kapasitas pompa, kapasitas pompa ditentukan berdasarkan kebutuhan maksimum air untuk pemadam kebakaran dari desain kriteria yang ada berdasarkan tipe hunian dan/atau penyimpanan sesuai dengan standar SNI 3989 atau NFPA 13.

Skenario pemadaman ketika terjadi kebakaran (pre fire planning), kebutuhan air untuk pemadaman menggunakan sprinkler otomatis dan kedua kebutuhan air pemadaman menggunakan hydrant.

Head Tekanan Pompa, pada dasarnya ada 3 komponen utama untuk menentukan tekanan head pompa)  yaitu : Tekanan Statik (disebut juga Vertical Lift): Tekanan karena perbedaan elevasi antara titik tertinggi dimana air disalurkan dengan tinggi muka air di dalam tangki yang digunakan.

Friction Loss (Rugi gesek tekanan) : yaitu ketika air bergerak didalam pipa, pergerakan air tersebut menimbulkan gesekan dengan dinding dalam pipa yang mengakibatkan kerugian tekanan. Kerugin tekanan ini dipengaruhi oleh diameter pipa yang dilalui, panjang pipa dan fitting yang dilalui oleh air.

Tekanan discharge  yaitu: nilai tekanan yang diperlukan diujung discharge pipa, misalnya untuk sprinkler head dengan K factor 5.6 untuk Light hazard diperlukan tekanan 7 psi (0,5 bar) atau tekanan di ujung hydrant valve 1.5” diperlukan tekanan 54 psi (4.5 bar).

Testing of Fire Pump: Mingguan, pompa harus dioperasikan kemudian, periksa kekencangan packing dan gland (pegaturan gland harus sedemikian rupa sehingga ada air yang menetes untuk mendinginkan bearing). Lalu catat tekanan di suction dan discharge dan periksa apakan controller bekerja dengan baik.

Tahunan : yaitu dilakukan pump performance test, lalu catat putaran pompa pada setiap flow. Catat tekanan suction dan discharge pada setiap flow. Dan periksa dan test setting pada relief valve.

Inspection of Fire Pump

Mingguan : yaitu pengecekan pompa untuk memastikan semua peralatan dalam keadaan normal. Lalu pemeriksaan ventilasi ruangan, louvre tidak terhalang. Lalu periksa pressure gauge apakah masih bekerja dengan baik.

Bulanan : yaitu periksa tekanan pada semua gauges di pompa, lalu periksa lampu indikasi otomatis pada panel control dan periksa semua valve diruang pompa untuk memastikan pada posisinya (normally close/open).

Maintenance of Fire Pump

Tahunan : Service transmisi mekanis,  service sistem listrik, charger, battery, service kontroller pompa, service komponen diesel engine, ganti oli, ganti oil filter dan fuel filter etc

Pelajari Lebih Lanjut Tentang Pompa Pemadam Kebakaran di “PumpWorshop”

Baik Anda menangani struktur bertingkat tinggi atau gudang penyimpanan, memilih pompa kebakaran yang tepat sangat penting untuk proteksi kebakaran yang efektif. Di PumpWorkshop, kami ahli dalam pemilihan, desain, pemasangan, dan perbaikan pompa kebakaran, membantu Anda menemukan pompa yang sempurna sesuai kebutuhan sistem Anda. Kami menawarkan berbagai jenis pompa kebakaran, dari model horizontal split case hingga pompa vertikal turbin, yang disesuaikan untuk memenuhi persyaratan spesifik Anda. Dengan pengalaman puluhan tahun, tim kami memastikan sistem proteksi kebakaran Anda beroperasi secara efisien, memberikan aliran dan tekanan yang tepat untuk setiap jenis bangunan. Hubungi Workshop Pump untuk mengeksplorasi solusi kami dan temukan bagaimana kami dapat membantu Anda mencapai tujuan proteksi kebakaran dengan percaya diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×