Diesel Engine adalah solusi andal untuk memastikan pasokan air dalam situasi darurat kebakaran. Temukan cara kerja dan komponen utama yang membuatnya penting dalam sistem pemadam.
Diesel Engine fire pump adalah komponen penting dalam sistem pemadam kebakaran, khususnya untuk menyediakan tekanan air yang diperlukan jika sumber daya listrik utama tidak tersedia atau mengalami gangguan. Sistem ini digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti gedung bertingkat, pabrik, dan fasilitas industri.
Berikut adalah komponen utama dan cara kerja Engine Diesel fire pump:
Komponen Utama Diesel Fire Pump
1. Diesel Engine
Diesel diesel berfungsi sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan pompa. Diesel Engine ini dirancang agar dapat beroperasi dalam waktu lama, bahkan dalam kondisi darurat.
2. Pump (Centrifugal Pump)
Pompa ini digunakan untuk meningkatkan tekanan air agar dapat mencapai semua titik yang dibutuhkan, termasuk lokasi yang jauh atau tinggi.
3. Local Controller
Panel kontrol mengatur dan mengawasi kinerja Diesel Engine. Panel ini dilengkapi dengan fungsi seperti start otomatis ketika ada penurunan tekanan dalam sistem.
4. Fuel System
Tangki bahan bakar harus cukup untuk menjalankan Engine selama minimal 8 jam operasi. Sistem ini mencakup tangki utama, filter, dan jalur pasokan bahan bakar.
5. Cooling System
Sistem pendingin menjaga suhu Engine tetap stabil selama operasi.
6. Lubrication System
Sistem pelumas berfungsi untuk mengurangi gesekan pada komponen Engine agar tetap berfungsi optimal.
7. Battery System
Baterai menyediakan daya untuk menghidupkan Engine dan panel kontrol. Biasanya, sistem ini memiliki dua baterai untuk redundansi.
Diesel Engine untuk aplikasi proteksi kebakaran standard NFPA-20
Apa Itu Engine Diesel NFPA-20
Diesel Engine NFPA-20 adalah jenis Diesel Engine yang dirancang dan digunakan untuk menggerakkan fire pump sesuai dengan standar NFPA 20.
Engine ini khusus digunakan untuk memastikan pasokan tekanan air yang andal dalam situasi darurat kebakaran.
Jenis Engine Diesel yang Diperbolehkan
- Diesel Engine untuk menggerakkan fire pump harus menggunakan tipe compression ignition.
- Diesel Engine dengan spark-ignited seperti Engine Dieselberbahan bakar gas alam, propana, atau bensin tidak diperbolehkan.
Spesifikasi Engine
- Engine dirancang untuk kondisi SAE: 25°C (77°F) pada ketinggian 91 m (300 ft) di atas permukaan laut.
- Engine harus memiliki cadangan tenaga minimal 10% dari daya yang tertera (sesuai persyaratan UL-FM).
- Engine Diesel harus memenuhi kebutuhan dengan derated (Penurunann daya):
- 3% untuk setiap kenaikan 300 m (1000 ft) di atas 91 m (300 ft).
- 1% untuk setiap kenaikan 5,6°C (10°F) di atas 25°C (77°F).
- Regulasi Kecepatan
- Perbedaan kecepatan Engine antara kondisi shutoff dan maximum load tidak boleh lebih dari 10% (droop).
- Engine harus dilengkapi dengan sistem overspeed shutdown yang diatur pada 20% di atas kecepatan Engine Dieseltertera dan memerlukan manual reset.
- Verifikasi Pengaturan Overspeed
- Nyalakan Engine secara manual dari controller sambil menahan tombol verifikasi overspeed.
- Amati RPM pada saat shutdown.
- Reset tombol overspeed di panel instrumen Engine dan restart Engine Dieseluntuk memastikan operasi normal.
- Contoh Pengaturan Overspeed
- Kecepatan Engine: 2100 RPM
- Pengaturan overspeed: 2520 RPM (120% dari 2100 RPM)
- Verifikasi shutdown: 1688 RPM (67% dari 2520 RPM)
“Diesel Engine berperan penting dalam menyediakan tekanan air saat listrik padam. Temukan cara kerjanya dan alasan menjadi andalan dalam sistem pemadam kebakaran..”
Pengukuran yang Diperlukan
- Tachometer – menunjukkan RPM.
- Oil Pressure Gauge – menunjukkan tekanan oli.
- Coolant Temperature Gauge – menunjukkan suhu pendingin.
- Hour Meter – mencatat waktu operasi Engine.
- Dua voltmeter – masing-masing untuk satu set baterai.
Sistem Baterai dan Starter
- Kontaktor baterai utama harus dapat dioperasikan secara manual untuk menghidupkan starter.
- Engine tertentu (seperti JW6H & JX6H) dilengkapi manual toggle.
Engine dengan modul kontrol elektronik (ECM) harus memiliki ECM cadangan dengan sakelar pemilih ECM.
Sistem Pendinginan
- Sistem pendingin tipe sirkuit tertutup:
- Tipe heat exchanger atau radiator.
- Pendingin harus campuran 50% air dan 50% ethylene glycol.
- Jalur pendingin harus menggunakan pipa kaku berulir, bukan tabung fleksibel.
Persyaratan Instalasi
- Tangki Bahan Bakar
- Ukuran: 5,07 liter/kW (+10%).
- Tangki hanya digunakan untuk Engine Dieselfire pump.
- Tangki harus berada di atas tanah dan di atas level pompa transfer bahan bakar.
- Pipa Bahan Bakar
- Harus menggunakan selang fleksibel tahan api.
- Tidak boleh menggunakan baja galvanis atau tembaga.
- Sistem Knalpot
- Sistem knalpot harus independen untuk setiap Engine.
- Sambungan fleksibel digunakan untuk ekspansi termal dan mengisolasi getaran Engine.
- Lingkungan Ruangan
- Suhu minimum ruangan: 4,5°C (40°F).
- Suhu maksimum: 49°C (120°F) di inlet air cleaner dengan Engine Dieselberjalan pada beban penuh.
- Pemeriksaan Rutin
- Engin harus dinyalakan minimal sekali seminggu selama 30 menit.
- Baterai harus selalu terisi penuh dan diperiksa secara berkala.
- Tangki bahan bakar tidak boleh kurang dari 50% kapasitas.
Keamanan dan Perlindungan Engine
- Engine harus dilindungi dari gangguan seperti ledakan, kebakaran, banjir, gempa bumi, serangga, tikus, dan kondisi cuaca ekstrem lainnya.
- Jika suhu lingkungan diperkirakan di bawah 0°C (32°F), tangki bahan bakar harus ditempatkan di ruang pompa.
Pemeliharaan Pendingin dan Heater
- Tambahkan campuran pendingin sebelum mengaplikasikan daya AC.
- Pendingin harus dicampur terlebih dahulu untuk mencegah kegagalan Engine Dieselheater.
Semua langkah ini memastikan bahwa Engine fire pump dapat berfungsi dengan optimal dan andal sesuai standar NFPA-20.